Stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) masih menjadi masalah di dalam upaya pengendalian HIV/AIDS di Indonesia. Stigma diri merupakan salah satu dampak yang akan dialami oleh ODHA. Stigma diri berakibat negatif terhadap diri sendiri serta dapat menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri dan depresi, dengan angka kejadian depresi pada pasien HIV/AIDS 60 persen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stigma diri dengan tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Poliklinik Nusa Indah (VCT) RS Dustira Cimahi Tahun 2018. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan cross sectional menggunakan kuesioner pada 26 subjek. Analisis statistik skor stigma menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk Test dengan distribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji parametrik ANOVA didapatkan hubungan bermakna antara skor total stigma diri dengan tingkat depresi. Skor total pada Berger HIV stigma scale adalah 40‒160. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor stigma pada seluruh responden penelitian ini adalah 100,42, dengan skor paling rendah 75 dan skor paling tinggi 144. Sebagian besar derajat depresi pada pasien HIV/AIDS mengalami depresi derajat sedang sebanyak 10 orang (38,5%). Dari hasil analisis didapatkan hubungan yang bermakna antara skor stigma dengan tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS karena didapatkan nilai p < 0,001 (p < 0,05). Hubungan antara stigma diri dan depresi dikatakan bersifat positif. Didapatkan kesimpulan pada penelitian ini semakin tinggi stigma diri maka semakin tinggi tingkat depresi yang dialami oleh pasien HIV/AIDS.


Kata kunci: Stigma Diri, Depresi, ODHA, HIV/AIDS