Gangguan Pendengaran Akibat Bising (GPAB) merupakan penyakit penurunan fungsi pendengaran yang disebabkan oleh paparan bising dengan intensitas tinggi dalam waktu yang lama. Lingkungan penerbangan memiliki karakteristik sumber bising yang berasal dari dua lokasi, darat dan udara dengan intensitas bising 86– 117 dB(A) yang melewati batas bising yang ditentukan secara internasional oleh Ocupational Safety Health Association (OSHA) yaitu 85 dB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran fungsi pendengaran dan gejala klinis gangguan pendengaran akibat bising pada siswa penerbang tingkat pertama dan tingkat akhir di Bandung Pilot Academy. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan pendekatan potong lintang. Didapatkan 19 orang responden yang terdiri dari 13 orang siswa tingkat pertama dan 6 orang siswa tingkat akhir memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data menggunakan data primer yang didapatkan dari hasil kuesioner, pemeriksaan otoskopi dan pemeriksaan audiometri nada murni. Hasil penelitian dari kuesioner didapatkan gambaran gejala klinis gangguan pendengaran akibat bising yaitu 3 siswa tingkat pertaama dan 6 siswa tingkat akhir memiliki keluhan tinitus dan 1 siswa tingkat awal dan 2 siswa tingkat akhir memiliki keluhan gangguan pendengaran temporer. Hasil penelitian dari pemeriksaan audiometri didapatkan gambaran fungsi pendengaran yaitu 17 orang siswa (89.5%) memiliki fungsi pendengaran normal sedangkan 2 orang siswa (10.5%) memiliki gangguan fungsi pendengaran sensorineural bilateral dengan notch pada frekuensi 4000 Hz. 13 siswa tingkat pertama (100%) memiliki gambaran fungsi pendengaran normal, sedangkan 2 dari 6 siswa tingkat akhir
(33.3%) mengalami GPAB.


Kata kunci : fungsi pendengaran, Gangguan pendengaran akibat bising, gejala klinis, siswa penerbang