Krisis pengungsi yang terjadi di Eropa pada tahun 2015 membuat negara-negara Uni Eropa mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah tersebut. Hal tersebut mendorong Jerman mengeluarkan suatu kebijakan yang dinamakan open door policy yang menyatakan keterbukaan Jerman dalam menerima pengungsi khususnya yang berasal dari Timur Tengah tanpa batasan dan juga hambatan. Namun di tahun yang bersamaan dan juga dua tahun berikutnya Jerman merubah kebijakan open door policy negaranya dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk membatasi jumlah pengungsi Timur Tengah yang datang ke Jerman dan bahkan melegalkan deportasi.Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana pengungsi berada di Eropa dan masuk ke Jerman.Sementara tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menganalisa kepentingan nasional Jerman membatasi masuknya pengungsi Timur Tengah tahun 2015-2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan Neo-realisme untuk menjelaskan Jerman sebagai aktor utama. Dalam memperkuat analisis, peneliti menggunakan konsep kepentingan nasional, kebijakan luar negeri,dan konsep pengungsi.Analisis dalam penelitian ini membuktikan bahwa kepentingan nasional Jerman membatasi masuknya pengungsi Timur Tengah tahun 2015-2017 adalah karena adanya defence interests dimana disini menyangkut keamanan masyarakat Jerman, economic interests dimana disini berkaitan untuk melakukan integrasi, world order interests yaitu berkaitan dengan kestabilan Eropa dan ideological interests yang berkaitan dengan mencegah penyebaran ideologi radikalisme dan ekstremisme di Jerman.