Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya supir angkutan kota yang seringkali melakukan perilaku mengendarai dengan kecepatan tinggi, berhenti di sembarang tempat, menerebos lampu merah, mendahului kendaraan lain, berpindah – pindah jalur, dan mengendarai dengan jarak yang sangat dekat dengan kendaraan lain. James dan Nahl (2000) aggressive driving adalah mengemudi dibawah pengaruh gangguan emosi, menghasilkan tingkah laku yang memaksakan suatu tingkat resiko pada
pengemudi lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei. Data didapatkan melalui observasi dengan teknik nonparticipant sebagai data utama yang bertujuan untuk mengukur aggressive driving yang masuk kedalam 3 kategori yaitu, impatience dan inattentiveness, power struggle, dan recklessness dan road rage. Serta mengukur faktor yang mempengaruhi aggressive driving yang tergambar dari immobility, restriction, regulation, lack of personal control, being put in danger, territorially, diversity, multitasking, denial, negativity, self serving bias, venting, unpredictability, isolation, dan emotional challenges. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perilaku supir angkutan kota yang lebih banyak muncul adalah menambah dan mengurangi kecepatan secara mendadak sebanyak 77% (46 supir), berhenti secara mendadak ketika menurunkan dan menaikkan penumpang sebanyak 77% (46 supir). Kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa supir angkutan kota masuk kedalam kategori impatience dan inattentiveness dan faktor yang mempengaruhi aggressive driving adalah isolation. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah diharapkan agar penelitian ini dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang, subjek yang lebih banyak, memperdalam faktor demografi, dan dapat meneliti dengan variabel lain.