Program penyediaan energi listrik dari pemerintah sebesar 35.000 MW dengan target energi baru terbarukan 23% berdasarkan pada Renstra Ditjen EBTKE 2015- 2019. Sehingga pemerintah dan swasta berlomba untuk memenuhi kebutuhan listrik. Energi listrik sangat diperlukan karena untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin lama semakin bertambah. Potensi energi terbarukan salah satunya PLTM ( Pembangkit listrik tenaga Minihidro). PLTM bekerja pada head dan debit tertentu .Untuk EBT salah satu PLTM bisa menjadi alternatif . Sebelum dibangunnya PLTM maka diperlukan data yang mendukung agar bisa di bangun PLTM yang layak secara potensi dan biaya yang ada.
Salah satu yang dijadikan tempat studi kasus untuk mengetahui potensi yang ada di Desa Kalapa Nunggal Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Di Kalapa Nunggal memiliki potensi energi yang dapat dimanfaatkan, berupa aliran air Sungai Cisadea. Melihat potensi tersebut maka perencanaan untuk membangun PLTM di Desa Kalapa Nunggal dengan tata letak berdekatan (cascade) untuk
memanfaatkan potensi air sungai Cisadea dengan sistem Run Off River dapat menjadi listrik.
PLTM di Kalapa Nunggal berencana memiliki kapasitas 3 MW , memanfaatkan aliran sungai Cisadea 9,2 m3/s dan head nett 40,8 m. Kondisi daerah PLTM di Kalapa Nunggal di perbukitan. Untuk mendukung rencana PLTM digunakan software turbn pro agar bisa optimal dalam pemilihan turbin yang akan digunakan. Berdasarkan debit 9,2 m3/s dan head nett 40,8 m maka turbin yang
optimal berkerja menggunakan turbin Francis Horizontal. Energi listrik yang dihasilkan selama 1 tahun berkisar 19.224 MWh, dengan faktor kapasitas sebesar 0,72. Maka mengacu ESDM no 10 Tahun 2017 pasal 15, PLTM di Kalapa Nunggal bisa menjadi sumber listrik yang layak dimanfaatkan memenuhi nilai faktor kapasitas minimal 65%.

Kata kunci: Perencanaan PLTM, TURBN PRO, Faktor Kapasita