Etnofarmakognosi merupakan ilmu yang mempelajari segala segi tentang obat dari bahan nabati, hewani, dan mineral yang digunakan oleh etnis tertentu. Telah dilakukan penelitian Etnofarmakognosi terhadap tumbuhan yang berkhasiat sebagai kontrasepsi oleh masyarakat Kampung Adat Kuta Ciamis. Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi tumbuhan obat yang digunakan sebagai kontrasepsi yang meliputi teknik pengobatan tradisional serta cara pengolahannya. Tahapan penelitian meliputi studi pralapangan, wawancara, observasi kawasan penelitian, dan pengambilan sampel. Sampel yang diperoleh dilakukan determinasi dan permeriksaan morfologis yang meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, serta penapisan fitokimia untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam tumbuhan tersebut. Dilakukan pula studi pustaka dengan beberapa buku standar serta jurnal yang telah dipublikasikan terhadap tumbuhan yang teridentifikasi. Hasil wawancara diperoleh tujuh tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai kontrasepsi, yakni, daun sirih (Piper betle L), daun pegagan (Centella asiatica Urb.), daun brotowali(Tinospora crispa, L), jantung pisang ambon (Musa paradisiacal L), daun pagoda (Clerodendrum sguamatum Vahl), rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc), dan daun jawer kotok (Coleus scuatellarioides Benth.). Cara pengolahan tumbuhan pada umumnya direbus dengan air kemudian diminum airnya. Pemakaian tumbuhan obat untuk kontrasepsi telah digunakan oleh masyarakat secara turun temurun. Pemakaian Tumbuhan obat untuk kontrasepsi oleh masyarakat Kuta adalah secara tunggal dan kombinasi dengan tumbuhan lain. Dari ketujuh tumbuhan yang teridentifikasi, baru empat tumbuhan yang telah ada
datapenelitiannya.

Kata kunci : Etnofarmakognosi, kontrasepsi, Ciamis, wawancara, tumbuhan obat
tradisional.