Metabolit sekunder antijamur Fusarium sp. telah didapatkan dengan memanfaatkan limbah cair tahu dan molase sebagai media pertumbuhan S. malaysiensis TT41. Aktivitas antijamur terbaik dari filtrat fermentasi didapatkan pada waktu optimum 72 jam. Filtrat fermentasi selanjutnya di ekstraksi dengan nheksana, etil asetat, dan metanol, sehingga didapatkan masing-masing sebanyak 1,6 g ekstrak n-heksana, 0,3 g ekstrak etil asetat, dan 16,4 g ekstrak metanol. Skrinning fitokimia pada ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol menghasilkan senyawa golongan fenol, steroid, dan terpenoid, sedangkan pada ekstrak etil asetat menghasilkan senyawa golongan fenol, flavonoid, tanin, steroid, dan terpenoid. Analisis spektra IR menunjukkan adanya serapan gugus fungsi O–H, C–O, C–H, C≡C, C=O, dan C–C. Hasil spektra UV-Vis terhadap ekstrak n-heksana diperoleh nilai Amaks=3,1 pada λ=201 nm ini menunjukkan adanya transisi elektronik n→σ* karena adanya suatu auksokrom gugus fungsi C–O alkohol. Berkaitan dengan hasil analisis spektra IR yang menunjukkan bahwa terdapatnya gugus fungsi C–O dalam senyawa. Spektra UV-Vis terhadap ekstrak etil asetat diperoleh Amaks=3,0 pada λ=203-205 nm, menunjukkan adanya transisi elektronik n→σ*, serta pada λ=253 nm dan λ=262 nm yang menunjukkan adanya transisi elektronik n→π* karena adanya suatu kromofor gugus fungsi C=O karbonil. Hal ini didukung oleh hasil analisis spektra IR yang menunjukkan terdapatnya gugus fungsi C=O dalam senyawa. Aktivitas antijamur Fusarium sp. melalui uji mikrodilusi dan TPC terhadap ekstrak n-heksana dan etil asetat memberikan nilai KHM sebesar 250 ppm dan KBM 500 ppm, sedangkan terhadap ekstrak metanol memberi aktivitas antijamur Fusarium sp. pada nilai KHM dan KBM sebesar 250 ppm.

Kata kunci: Aktivitas antijamur, Fusarium sp., Streptomyces malaysiensis TT41,
limbah cair tahu, molase.