Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur kalsinasi pada pembuatan magnet CoFe2O4 (Cobalt Ferrite) dengan metode Metalurgi Serbuk. Bahan yang digunakan untuk membuat magnet CoFe2O4 (Cobalt Ferrite) ini yaitu serbuk CoCO3 (Cobalt Carbonate) merk Sigma-Aldrich dengan kemurnian 99% dan Fe2O3 (ferrite oxide) hasil limbah dari PT. Krakatau Steel dengan kemurnian 92%. Variasi temperatur kalsinasi yang digunakan yaitu (700°C, 800°C, 900°C, dan 1000°C). Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian densitas, pengujian Permagraph,
pengujian SEM (Scanning Electron Microscope), dan pengujian XRD (X-Ray Diffraction). Dari hasil pengujian densitas, nilai tertinggi dimiliki oleh sampel dengan temperatur kalsinasi 1000°C (4,98 gr/cm3) dan nilai terendah dimiliki sampel dengan temperatur kalsinasi 700°C (4,88 gr/cm3). Dari hasil pengujian permagraph dengan meningkatnya temperatur kalsinasi, maka nilai remanen semakin meningkat dan nilai koersivitas menurun. Hasil pengujian SEM (Scanning Electron Microscope) pada sampel dengan temperatur kalsinasi 1000oC didapatkan struktur kubik pada
pembesaran 10000x dan 30000x. Hasil pengujian XRD seluruh sampel terbentuk fasa CoFe2O4 (Cobalt Ferrite) 100%. Dari hasil seluruh pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa variasi temperatur kalsinasi berpengaruh terhadap sifat kemagnetan dari magnet CoFe2O4 (Cobalt Ferrite) dan temperatur 10000C merupakan temperatur yang optimal untuk pembuatan magnet CoFe2O4 (Cobalt Ferrite).

Kata kunci : Magnet, Metalurgi Serbuk, Kalsinasi, CoFe2O4, pengujian densitas,
pengujian Permagraph, pengujian SEM, dan pengujian XRD.