abstrak
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara yang reversibel parsial, bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi. Hasil data di Indonesia, PPOK menempati urutan kelima sebagai penyakit penyebab kematian dan diperkirakan akan menduduki peringkat ketiga pada tahun 2020 mendatang. Faktor risiko utama PPOK yaitu rokok, tidak semua perokok berkembang menjadi PPOK, namun tergantung dari jumlah batang rokok perhari dan lamanya merokok dalam tahun (Indeks Brinkman). Indeks Brinkman dapat digunakan untuk menentukan derajat merokok. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah perokok aktif yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil uji spirometri dan derajat perokok pada pasien PPOK di RS Dustira Cimahi periode Januari 2017. Derajat PPOK berdasarkan uji spirometri mengacu pada GOLD 2015 dan nilai prediksi dari tim Pneumobile Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel 79 orang yang diambil dengan metode total sampling yang dipilih jika memenuhi seluruh kriteria inklusi. Data dianalisis secara analitik korelatif numerik tidak berpasangan dari 4 kelompok dengan uji Anova, dilanjutkan dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan derajat keparahan pasien PPOK tertinggi yaitu pada PPOK sangat berat (VEP 1 < 30%) sebesar 70,9%. Derajat merokok (Indeks Brinkman) pada pasien PPOK dengan persentase tertinggi yaitu perokok derajat sedang yaitu sebesar 49,4%. Setelah dilakukan analisis didapatkan hubungan yang signifikan antara derajat perokok dengan derajat PPOK (p = 0,021). Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat perokok dengan derajat PPOK pada pasien PPOK.

Kata kunci: PPOK, merokok, Indeks Brinkman, spirometri