ABSTRAK

Penggunaan lensa kontak terus meningkat setiap tahunnya baik untuk tujuan koreksi refraksi maupun untuk tujuan kosmetik. Bertambahnya jumlah pengguna lensa kontak seimbang dengan kejadian efek samping akibat penggunaan lensa kontak. Lensa kontak hydrogel lebih digemari dibandingkan lensa kontak RGP meskipun efek samping yang ditimbulkannya lebih banyak. Masalah yang berkaitan dengan penggunaan lensa kontak bergantung pada beberapa hal termasuk perilaku penggunaan dan perawatan lensa kontak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku pengguna lensa kontak hydrogel dengan riwayat efek samping yang pernah dialami. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pengamatan cross sectional. Sampelnya adalah 95 mahasiswa FK Unjani pengguna lensa kontak hydrogel. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa FK Unjani yang memenuhi kriteria penelitian. Data dianalisis secara deskriptif, lalu dilanjutkan dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa pengguna lensa kontak berusia 17—24 tahun, sebagian besar penggunanya adalah perempuan (95,79%). Sebanyak 77 orang (81,1%) menggunakannya untuk tujuan refraksi korektif, sedangkan 18 orang (18,9%) menggunakan lensa kontak untuk tujuan kosmetik. Mahasiswa pengguna lensa kontak dengan perilaku baik yang tidak pernah mengalami efek samping berjumlah 27 orang (41,5%), sedangkan mahasiswa dengan perilaku kurang baik yang pernah mengalami efek samping berjumlah 27 orang (90%). Terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku pengguna lensa kontak hydrogel dengan riwayat efek samping akibat penggunaan lensa kontak (p = 0,002). Hal tersebut dikarenakan perilaku mahasiswa yang kurang baik menyebabkan timbulnya endapan dan kontaminasi pada permukaan lensa kontak. Endapan dan kontaminasi yang terbentuk pada lensa kontak hydrogel berisiko tinggi untuk menimbulkan berbagai efek samping dari penggunaan lensa kontak.

Kata kunci: efek samping, lensa kontak hydrogel, perilaku